Pages

Monday, December 3, 2018

Randang Jadi Bagian Terdalam dari Adat, Budaya dan Kehidupan Sosial Masyarakat Sumatera Barat

RANDANG atau Rendang diakui secara berturut-turut sebagai kuliner terlezat di dunia oleh CNN Internasional dan sangat diminati oleh masyarakat Internasional khususnya masyarakat Eropa. Tidak hanya sekedar kuliner,  warisan budaya Sumatera Barat ini mengandung banyak filisofi dalam pembuatannya.

BAGI pencinta kuliner mustahil belum pernah mencicipi randang atau masyarakat Jawa mengenalnya dengan nama Rendang.

Hampir di seluruh pelosok tanah air, sangat gampang menemukan makanan yang khas dengan rasa gurih santan, juicy yang keluar dari cita rasa daging dan rasa pedas yang dominan.

Andre Setiawan, Kepala Badan Penghubung Provinsi Sumatra Barat mengatakan, randang tidak sekadar makanan tapi bagian terdalam dari adat, budaya dan kehidupan sosial masyarakat Minangkabau atau Sumatera Barat.

Rendang
Rendang (net)

Di proses Marandang  terdapat makna filosofis yang kuat yakni terkait erat dengan kehidupan sosial yang ada di ranah Minang. Sedikitnya ada empat unsur yang terdapat dalam proses Marandang itu.

Pertama adalah daging yang menjadi bahan utama randang yang menggambarkan Ninik-Mamak atau orang tua yang dituakan.

Unsur kedua adalah santan yang menggambarkan cendekiawan atau pemikir Sumatra Barat yang mengisi relung-relung kehidupan masyarakat.

Ketiga ada lada atau cabai yang mewakili kalangan agamawan atau ulama yang tegas dan fokus dalam menegakkan syariat agama di masyarakat dan keempat,  bumbu-bumbu lainnya mewakili masyarakat dari seluruh nagari atau wilayah di Sumatra Barat yang beragam,.

Randang menjadi satu kesatuan dalam prosesi adat yang dilakukan oleh masyarakat Sumatera Barat, tanpa kehadiran Randang, prosesi adat tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai acara adat bagi masyarakat Sumatera Barat.

Tidak banyak yang tahu randang memiliki 400 jenis berbeda.

Let's block ads! (Why?)

http://www.tribunnews.com/travel/2018/12/04/randang-jadi-bagian-terdalam-dari-adat-budaya-dan-kehidupan-sosial-masyarakat-sumatera-barat

No comments:

Post a Comment