Pages

Tuesday, December 4, 2018

Bisakah Bimbingan Agama Islam Mengatasi Tahanan Ekstremis di Australia?

Imran* menjadi salah satu narapidana termuda di \'Supermax\', penjara dengan pengamanan paling ketat di Australia. Ia dipenjara karena tuduhan terkait aksi teror.

Ayah Imran tidak mau lagi mengakuinya, apalagi menengoknya di penjara. Amarah dan kebencian diterima oleh Imran, hingga ia bertemu Ahmed.

Ahmed Kilani adalah satu dari empat pendamping religius dari kalangan Muslim yang bekerja di penjara negara bagian New South Wales untuk mengatasi doktrin ekstremis. Mereka memberikan bimbingan spiritual kepada narapidana Muslim yang jumlahnya sedikit.

Setiap bulannya, Ahmed mengendarai mobil hingga ratusan jam melintasi negara bagian untuk mengunjungi sejumlah penjara, seperti Goulburn Supermax, Long Bay, Lithgow, Bathurst, dan penjara Oberon.

Saat ABC melakukan pembicaraan di telepon selama 10 menit, otoritas penjara memantau dengan ketat. Sebelumnya butuh waktu dua bulan untuk menyetujui wawancara dengan Ahmed.

Apa yang dilakukan oleh Ahmed bisa dianggap kontroversial, tapi ia percaya upayanya bisa mengubah hidup.

Ahmed akhirnya bisa meyakinkan ayah Imran untuk menengok anaknya di penjara. Saat berjumpa ayahnya, Imran meminta Ahmed untuk meletakkan tangan ayahnya lewat celah kecil di penjaranya.

Awalnya Ahmed ragu-ragu, karena Imran pernah mengancam membunuh ayahnya dan menyebutnya sebagai \'murtad\'.

Dengan rasa khawatir, ayah Imrah mengulurkan tangannya, takut pergelangan tangannya akan dipatahkan. Tapi sebaliknya, Imran malah mencium dan mengelus tangan ayahnya, sebuah tanda berbakti dalam budaya Islam.

Terinspirasi dengan karakter Ahmed yang positif, Imran telah bertaubat dan berdoa.

Let's block ads! (Why?)

http://www.tribunnews.com/australia-plus/2018/12/05/bisakah-bimbingan-agama-islam-mengatasi-tahanan-ekstremis-di-australia

No comments:

Post a Comment